Senin, 22 April 2019

Horas Bangso Batak blusukan dengan Komandan Pangkalan TNI AU Soewondo Kolonel Pnb Dirk Poltje Lengkey, di Kantor Danlanud Soewondo, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin (22/4/2019) sekira pukul 09:45 Wib.

Aspirasi HBB Bantuan Kemanusiaan Bencana Alam Sentani
Pertemuan singkat selama 15 menit tersebut, membahas permohonan Horas Bangso Batak dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan bencana alam Sentani di Jayapura pada Maret 2019 lalu. Bantuan kemanusiaan tersebut direncanakan dikirim melalui Lanud Soewondo.


“Kita bermohon kepada Komandan Pangkalan TNI AU Soewondo Kolonel Pnb Dirk Poltje Lengkey, kiranya berkenan membantu ormas Horas Bangso Batak dalam memberangkatkan bantuan kemanusiaan bagi sahabat kita korban dampak bencana alam Sentani,” kata Ketua Umum Horas Bangso Batak Lamsiang Sitompul SH MH.
Lamsiang menambahkan, bantuan kemanusiaan tersebut adalah hasil donasi dari Ikatan Mahasiswa Papua yang merantau di pulau Sumatera, dan dihimpun bersama Horas Bangso Batak yang akan disalurkan kepada warga di Papua.
“Bantuan kemanusiaan ini berupa pakaian layak pakai, obat-obatan, mie instan dan beras, dengan berat satu ton. Bantuan ini adalah hasil donasi dari para mahasiswa dan mahasiswi asal Papua yang merantau di Sumatera, serta dari ormas Horas Bangso Batak,” ujar Lamsiang dihadapan Komandan Lanud.
Sementara itu, Komandan Pangkalan TNI AU Soewondo Kolonel Pnb Dirk Poltje Lengkey menerima permohonan bantuan tersebut, dan segera dikirim via udara dan selanjutnya akan diserahterimakan kepada Lanud Jayapura.
“Saya terima permohonannya, saya akan teruskan nanti ke Lanud di Jayapura. Saya apresiasi gerakan kemanusiaan yang diprakarsai oleh Horas Bangso Batak dan adek adek mahasiswa asal Papua yang merantau di Sumatera. Bencana Sentani yang lalu, dampaknya juga terjadi dengan Lanud di Jayapura. Sembari membantu, kita mendoakan para korban bencana Sentani agar bersabar dan tabah dengan situasi tersebut,” ujar Kolonel Pnb Dirk Poltje Lengkey.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh, Ketua Umum Lamsiang Sitompul SH MH, Sekjend Parluhutan Situmorang SH, Waketum Jhon Tulus Sitompul S.Sos, Dicky Tarigan SH, Yayasan Kemajuan Bangsa Trinov Sianturi, dan perwakilan mahasiswa Papua Esau.
Seperti diketahui, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, hingga hari Senin (18/3) mencapai 77 orang. Korban tewas ini mencakup 70 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura.
Selain itu, 43 orang masih hilang, yaitu 34 orang di Kampung Milimik Sentani, 6 orang di Komplek Perumahan Inauli Advent serta 3 orang di Doyo Baru. Sampai saat ini pencarian pun masih terus dilakukan.
Tujuh puluh empat orang mengalami luka-luka, dan sedikitnya 4.226 orang harus mengungsi yang terbagi di enam titik. Lebih dari 11.725 KK terdampak akibat banjir bandang ini.
“Ini data sementara, ada kemungkinan data akan terus bertambah, karena proses evakuasi masih berlangsung, masih dilakukan penyisiriran apalagi, 43 orang belum ditemukan masih dalam proses pencarian,” ujar Sutopo dalam konferensi pers, di Graha BNPB, Jakarta, Senin (18/3).
Ditambahkannya, sembilan kelurahan terdampak akibat bencana ini di mana yang paling parah terdampak adalah Kelurahan Dobonsolo, Doyo Baru, dan Hinekombe. Tiga ratus lima puluh unit rumah rusak berat, 211 unit rumah terendam di BTN Bintang Timur Sentani, 104 unit ruko rusak berat, dua unit gereja rusak berat, satu unit masjid rusak berat, delapan unit sekolah rusak berat dan juga berbagai kerusakan lainnya.
Sutopo mengatakan ada dua faktor utama penyebab banjir bandang di Sentani ini yaitu, faktor alam, di mana selama tujuh jam telah turun hujan deras sebanyak 248,8 mm – padahal biasanya jumlah ini rata-rata turun dalam kurun waktu sebulan.
Faktor lainnya adalah kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia. Kerusakan di Pegunungan Cycloop, kata Sutopo, sudah berlangsung sejak tahun 2003, dimana banyak daerah resapan air dijadikan area pemukiman. Hal ini diperparah dengan maraknya penebangan pohon untuk pembukaan lahan baru dan lain-lain.
“Jadi penyebabnya ada dua, kombinasi antara faktor alam dan faktor ulah manusia. Kita melihat kerusakan hutan di pegunungan cyclopp, ternyata sudah berlangsung sejak tahun 2003, rambahan cagar alam oleh 43.230 jiwa atau 753kk sejak 2003. Kemudian juga ada penggunaan lahan pemukiman, dan pertanian lahan kering campur di das sentani seluas 2.415 ha, kemudian masih terjadi penebangan pohon, baik itu untuk pembukaan lahan, perumahan maupun untuk kebutuhan kayu juga penambangan galian C. 9 wilayah kelurahan yang terdampak banjir merupakan dataran alur hijau, yang terbantuk dari bagian atas, yang secara alamiah adalah daerah rawan banjir,” jelas Sutopo.
Kepala BNPB Doni Monardo Senin pagi telah mendarat di Sentani untuk melakukan koordinasi dengan aparat tim SAR gabungan untuk proses evakuasi. Doni juga telah melaporkan berbagai kerusakan yang terjadi kepada Presiden Jokowi.
Presiden, ujar Sutopo, telah menginstruksikan Doni agar mempercepat proses evakuasi korban guna menghindari bertambahnya korban meninggal dan luka-luka. Selain itu pasca bencana, Presiden memerintahkan aparat dan warga untuk merehabilitasi hutan dan lahan di pegunungan Cycloop.
Masa tanggap darurat pun diberlakukan selama 14 hari, terhitung mulai 17 maret kemarin. (rel)
Bencana Sentani
Horas Bangso Batak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Horas Bangso Batak - HBB
Hp/Wa : 085361279499